5 ARTIKEL PILIHAN YANG DIKOMENTARI
BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM
(1)Memperhatikan Hal Yang Sederhana
Dawuhnya kanjeng
Nabi dirasakan banyak sekali manfaatnya dalam kehidupan. Memang Nabi adalah
teladan. Sehingga segala perkataan, perbuatan dan penetapan beliau bisa
dijadikan dasar dalam menjalani hidup.
Dari sekian dawuh sebenarnya tidak ada yang remeh dan tidak
penting. Semuanya patut diperhatikan. Terkadang oleh karena sering kita
mendengar, dipahami, dijalani, disampaikan kiai kita sehingga kita tergugah
untuk menjalaninya. Sedangkan belum dipelajari, belum diyakini, bahkan belum
mendengar sendiri terkadang memang terlupakan. Bahkan tidak diperhatikan.
Perintah sholat
umpamanya. Karena begitu urgennya masalah ini maka sering seorang penceramah
menyampaikannya berkali-kali. Sehingga jamaah bisa memahaminya. Ditopang juga
ada teladan dari tokoh agama. Sedangkan kalau hanya disampaikan tanpa contoh
nyata maka akan bisa masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Hanya lewat
begitu saja.
Sholat secara
pribadi kelihatan sudah dilaksanakan walau terkadang hanya sholat munfarid,
dilakukan sendiri dan di rumah sendiri. Keinginan, kepeduliaan untuk
melaksanakan sholat di masjid dan mushola ternyata perlu diterus digerakkan.
Hal ini ternyata tidak cukup hanya sebatas keinginan namun ternyata juga
kepedulian.
Keinginan sebatas
tahu bahwa sholat berjamaah itu lebih utama. Namun perlu ditambahi dengan
kepeduliaan. Kepeduliaan kita sebagai umat untuk memakmurkan masjid, memberi
teladan tetangga kiri kanan masjid, sebagai syiar islam dan sebagainya. Dan
kepeduliaan ini tidak hanya kewajiban seorang pemimpin semata sebenarnya. Namun
seluruh umat. Memang pemimpin lebih besar pengaruhnya. Karena akan dilihat dan
diikuti oleh bawahannya.
Untuk menggerakkan
orang mau sholat jamaah memang bukan hal yang sepele. Ternyata juga perlu
waktu. Sebagai contoh saja, pak imam suprayogo menggerakan civitas akademik di
uin malang untuk bisa sholat berjamaah membutuhkan waktu sampai 13 tahun. Suatu
kurun waktu yang tidak singkat. Setiap waktu sholat dikumandangkan adzan.
Beliau memberi contoh bergegas ke masjid sambil mengajak semua dosen karyawan
pimpinan untuk pergi bersama-sama ke tempat sholat. Ini dilakukan tidak sehari
dua hari tapi telaten setiap hari.
Gambaran mudah
seharusnya lembaga pendidikan islam menunjukkan nilai ritual islam dengan
sendirinya. Ternyata tidak cukup hipotesa ini. Perlu ditelisik lebih dalam.
Dalam arti tidak serta merta. Butuh proses.
Dari pengalaman di
uin malang ternyata yang istikomah sholat berjamaah adalah pegawai
rendahan. Mereka sudah dengan sendirinya berangkat ke masjid ketika mendengar
adzan. Sudah menjadi habit, kebiasaan dan kebutuhan. Sedang orang yang
berpendidikan tinggi belum tentu menyadari tentang pentingnya sholat berjamaah.
Ada saja alasannya sholat adalah ibadah pribadi, tidak perlu diperlihatkan di
masjid. Sholat di ruangan sudah cukup, masih mengerjakan tugas dan lain
sebagainya. Jadi hal ini tidak berlaku pendidikan tinggi atau rendah
namun juga hidayah. Dan hidayah ini menurut sementara pihak tidak jatuh dari
langit namun dicari, dihayati dan dilaksankaan.
Melihat pengalaman
seperti di atas. Alangkah baiknya bila seluruh pendidikan islam menunjukkan salah
satu power islam itu sendiri. Yakni sholat berjamaah. Ketika adzan semua yang
ada berbondong-bondong menuju masjid, segala pekerjaan ditinggal. Bersama-sama
menuju keridhoan ilahi. Di masjid bisa bersilaturahmi dengan semua pihak.
Segala masalah bisa dipecahkan, minimal oleh karena sering bertemu segala
kebekuan akan bisa terurai. Bila ini terjadi suasana cair bahkan bisa membuat
terobosan program yang akan dikerjakan bersama untuk kemajuan lembaga. Bukan
malah lembaga pendidikan islam hanya sekedar tulisan lembaganya saja sedangkan
ruhnya ditinggalkan. Hal ini perlu kesadaran semua pihak.
Berkaitan ini pula
tentunya perlu sarana prasarana yang memadai, pengorganisasian, pengawasan dan
evaluasi bersama. Bukankah orang non muslim akan keder melihat kita bila banyak
dari kita melakukan sholat subuh berjamaah di masjid. Memang hal ini sulit dan
berat.
Akhirnya perintah
kanjeng nabi perlu disadari untuk dilaksanakan karena manfaatnya baik untuk
kehidupan kita. Baik sekarang maupun yang akan datang. Wallahu a'lam bi al
shawab.
KOMENTAR
Setelah
saya membaca dan memahami isi dan makna dari artikel ini,maka komentar saya
adalah sungguhlah sangat sulit dan berat
suatu pekerjaan baik itu yang bersifat wajib maupun tidak,yang penting maupun
yang sederhana,bila tidak didasari keimanan hati yang kuat pula(keinginan untuk
merubah dan mempertahankannya)karena semua itu tidak lepas dari kebiasaan yang
tertanam sejak dini.Terkadang kita lupa akan bahaya yang terjadi apabila kita
sering mengabaikan pekerjaan-pekerjaan yang menurut kita tidak besar resikonya
tetapi perlu diingat bahwasanya besar itu berawal dari kecil.Bila kita
menginginkan suatu perubahan baik itu perubahan untuk diri
sendiri,keluarga,bangsa dan negara maupun agama bila tidak diawali dari dari
diri sendiri dan memperhatikan hal sederhana maka keinginan tersebut sangatlah
sulit untuk terwujud dan bahaya yang ditimbulkanpun akan terjadi diluar yang
kita bayangkan.Semoga kita dapat memahami dan memperhatikan hal-hal yang
sederhana agar kita termasuk golongan orang-orang yang berfikir dihadapan Allah
SWT,dan lebih baik lagi didalam menjalani kehidupan yang akan
datang.InsyaAllah,Amiin.
menarik artikelnya.. ^^
BalasHapushttp://sepangahonline.blogspot.com
sangat bermanfaan artikelnya Silakan ikuti langkah di link ini:
BalasHapuswww.tasbatamjaya.com